MANSA SIAP BUKA KELAS BILINGUAL

Sebagai ikhtiyar dalam meningkatkan mutu pendidikan di madrasah dan sekaligus sebagai upaya mempersiapkan diri menjadi Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI), Madrasah Aliyah Negeri I Model Bojonegoro akan membuka kelas bilingual. Pembukaan kelas billingual ini sebagai tuntutan perubahan dan amanat dari Departemen Agama Pusat, bahwa mulai tahun pelajaran 2009/2010, madrasah-madrasah yang dinilai memiliki kelebihan termasuk di dalamnya Madrasah Aliyah Model yang telah disiapkan selama lima tahun lewat proyek-proyek Asian Development Bank, diprioritaskan untuk dapat membuka kelas unggulan dengan sistem komunikasi bilingual.
Pembukaan kelas unggulan ini sebagai pilot projeck Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI). Menurut kepala Madrasah Aliyah Negeri Model Bojonegoro, Drs.H.M.Asyik Syamsul Huda, M.Pd.I, pembukaan kelas bilingual ini akan dimulai tahun pelajaran 2009/2010 dengan kuota satu rombongan kelas terdiri dari 24 siswa. Penerimaan kelas billingual melalui seleksi khusus yang didasarkan pada prestasi akademik yang dibuktikan dengan rapot kelas VII-IX (SMP/MTs) dengan nilai rata-rata minimal 7.5, di samping itu akan dilakukan tes kemampuan bahasa inggris, bahasa arab, tes kemampuan akademik dan tes psykologi.
Lebih lanjut Drs.H.M.Asyik Syamsul Huda, M.Pd.I, menyatakan;orientasi menjadikan Madrasah Aliyah Negeri Model Bojonegoro membuka kelas unggulan sebagai upaya mengemban amanat undang-undang dan kebijakan pemerintah, seperti dijelaskan dalam ”Pedoman Penjaminan Mutu Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2007”, bahwa Madrasah Bertaraf Internasional merupakan ”Madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (Australia, Austria, Belgium, Canada, Czech Republic, Denmark, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Japan, Korea, Luxembourg, Mexico, Netherlands, New Zealand, Norway, Poland, Portugal, Slovak Republic, Spain, Sweden, Switzerland, Turkey, United Kingdom, United States dan negara maju lainnya seperti Chile, Estonia, Israel, Russia, Slovenia, Singapore dan Hongkong) atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga memiliki daya saing di forum internasional”.
Dengan demikian, Madrasah Bertaraf Internasional adalah madrasah yang sudah memenuhi dan melaksanakan standar nasional pendidikan yang meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Selanjutnya aspek-aspek standar nasional pendidikan tersebut diperkaya, diperkuat, dikembangkan, diperdalam, diperluas melalui adaptasi atau adopsi standar pendidikan dari salah satu anggota OECD dan / atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan serta diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Untuk keperluan mencapai tingkat ini, maka mulai tahun pelajaran 2009/2010 Madrasah Aliyah Negeri I Model Bojonegoro melakukan langkah-langkah kongkrit dengan menyediakan diri membuka kelas unggulan sebagai rintisan.
Untuk dapat memenuhi karakteristik dari konsep Madrasah Bertaraf Internasional, setiap madrasah harus bekerja keras mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, terutama memperbaiki capaian mutu delapan indikator standar nasional pendidikan,disamping itu yang lebih penting adalah niat baik dan komitmen dari semua unsur terkait terutama guru, pimpinan dan komite madrasah untuk mengembangkan mutu madrasah. Oleh karena itu apabila madrasah telah melaksanakan dan memenuhi delapan unsur standar nasional pendidikan sebagai pencapaian indikator kinerja kunci minimal ditambah dengan (X) sebagai indikator kinerja kunci tambahan, maka madrasah dapat melakukan minimal dengan dua cara, yaitu: (1) Adaptasi, yaitu penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam standar nasional pendidikan dengan mengacu pada standar pendidikan salah negara yang memiliki reputasi mutu dan lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional; dan (2) Adopsi, yaitu penambahan atau pengayaan/pemdalaman/ penguatan/ perluasan dari unsur-unsur tertentu dengan tetap mengacu pada standar pendidikan salah satu maju yang mempunyai keunggulan dan reputasi mutu internasional.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Madrasah Aliyah Negeri I Bojonegoro, Dra. Hj.Yayuk Sri Wahyuni mengatakan, dalam kelas bilingual tersebut terdapat tiga mata pelajaran yang wajib disampaikan dalam bahasa Inggris, yaitu Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan bahasa Inggris. "Selebihnya guru dapat menyampaikan pelajaran dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia," kata Dra. Hj.Yayuk Sri Wahyuni di sela-sela kesibukanya dalam mempersiapkan kegiatan penerimaan siswa baru bersamaan dengan persiapan rapat anggaran diMadrasah Aliyah Negeri I Model Bojonegoro.
Proses pembelajaran pada kelas bilingual mengharuskan murid agar dapat mempresentasikan tugas-tugasnya dalam bahasa Inggris ataupun bahasa Arab, sehingga dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri dan kreativitas mereka. Dra. Hj.Yayuk Sri Wahyuni menjelaskan, selain ditunjang dengan alat bantu seperti layar OHP, televisi, internet, dan laptop, kelas bilingual juga dilengkapi dengan fasilitas seperti AC dan kamera di mana para guru bisa memerhatikan kegiatan yang dilakukan murid selama di kelas dari ruang guru. "Kelas bilingual ini memang berbeda dengan kelas reguler. Namun, pelajaran yang diberikan pada mereka tetap sama dengan pelajaran yang diberikan pada kelas reguler. Guru-guru yang mengajar pun tetap sama, yang berbeda hanya bahasa penyampaiannya dan mutu layanan pembelajaran dengan model full day schooll," ujarnya.
Menurut Dra. Hj.Yayuk Sri Wahyuni, Madrasah Aliyah Negeri I Bojonegoro telah mempersiapkan kelas bilingual dengan terlebih dahulu melakukan studi banding ke SMA AL-Hikmah Surabaya dan MAN 3 Malang yang lebih dahulu telah merintis dan sukses dalam mendirikan kelas bilingualnya, sehingga pada tahun pelajaran 2009/2010 MAN 3 Malang telah dipercaya Depag Pusat untuk membuka 5 Kelas Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional.
Pada saat diwawancarai Drs.H.Imam Sudjarwo.M.Pd, selaku kepala MAN 3 Malang, mengatakan; orientasi pembukaan kelas RMBI sebagai tuntutan zaman dan peningkatan mutu yang harus direspon secara positif oleh setiap madrasah, apalagi madrasah model yang sudah menikmati pelayanan khusus dari pemerintah. Disamping itu pembukaan kelas RMBI diharapkan sebagai proses berbenah dan mempersiapkan diri agar lebih siap menghadapi kompetisi global. Pembukaan kelas ini lebih bersifat tehnis administratif, tetapi yang lebih penting adalah komitmen semua pihak agar terus berproses secara optimal sehingga dapat mencapai keunggulan mutu dan prestasi. Harapan beliau setelah program rintisan berjalan maksimal 1-3 tahun, MAN 3 Malang diharapkan telah menjadi Madrasah Bertaraf Internasional baik input, proses dan oucame-nya yang unggul,kompetitif dan tetap Islami.
Lebih lanjut Dra. Hj.Yayuk Sri Wahyuni menyatakan;sasaran yang ingin dicapai dengan membuka kelas bilingual adalah menyiapkan siswa agar setamat dari madrasah dapat memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi yang bermutu baik di dalam negeri ataupun luar negeri. Di samping itu, dengan bekal kemampuan yang diperolehnya, mereka juga diproyeksikan untuk siap memasuki jalur karir yang lain maupun bekerja mandiri apabila tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pembukaan kelas bilingual juga dimaksudkan sebagai upaya dalam merintis madrasah unggul yang didasari visi bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang bermuara kepada tujuan pembangunan nasional memerlukan usaha-usaha yang sistematis, terarah, dan intensional dalam membangun bangsa yang maju, sejahtera, damai, berdasarkan pancasila serta dihormati dan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain dalam percaturan global. Berdasarkan visi tersebut, maka misi kelas unggulan untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya manusia sebagai subyek dan wahana mencapai tujuan pembangunan nasional yang ditopang oleh sumber daya insani yang Unggul, Kompetitif dan Islami.
Proses pembelajaran pada kelas bilingual lebih menekankan pada konteks berpikir sistem. Pembelajaran dalam konteks berpikir sistem memungkinkan para pembelajar untuk belajar melakukan perubahan (double loop learning). Model ini memungkinkan para pembelajar dapat merefleksikan nilai-nilai dan asumsi-asumsi. Mereka juga dapat memahami mekanisme permasalahan yang generatif, penyebab yang mendasarinya dan konsekuensi-konsekuensinya.
Pola pembelajaran ini dapat digunakan sebagai solusi untuk jangka menengah atau panjang terhadap perubahan kontekstual. Dalam system thinking, salah satu hasil utama dari pembelajaran yang efektif seharusnya melahirkan lulusan yang memiliki kecakapan dalam melakukan evaluasi diri secara obyektif, yang pada akhirnya akan melahirkan output yang memiliki keunggulan dan siap berkompetisi. Hal ini merupakan prasyarat dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dalam pengembangan madrasah.(RaR 0509)

0 komentar: